Kamis, 23 April 2015

Cukup dengan Makanan dan Pakaian di Dunia Ini



Minggu, 26 April 2015
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 6:7-10
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. (1 Tim 6:8)


Cukup dengan Makanan dan Pakaian di Dunia Ini


Dahulu saya pernah belajar tentang kebutuhan pokok manusia, yaitu sandang, pangan, dan papan. Saya tidak tahu mengapa sandang (pakaian) disebut pertama, padahal menurut saya yang lebih penting adalah pangan (makanan). Mungkin sebutan sandang pangan papan tidak menunjuk pada urutan pentingnya, tetapi agar mudah diucapkan dan diingat.

Terkait dengan sandan, pangan, dan papan, apa kata Alkitab tentang hal ini?

Saya mencoba membaca sejumlah ayat di Alkitab, dan hanya menemukan ayat di kitab 1 Timotius yang berbicara tentang hal ini, itu pun hanya sebagian. Alkitab hanya berkata tentang makanan dan pakaian (ay. 8). Atau jika disebutkan dalam bahasa Indonesia: pangan dan sandang. Alkitab hanya menulis 2 dari 3 kebutuhan pokok manusia menurut ilmu pengetahuan (ilmu ekonomi). Apakah Alkitab salah?

Tentu Alkitab tidak salah. Paulus menulis surat ini kepada Timotius, anak rohaninya. Paulus menekankan bahwa bagi manusia, sebenarnya sudah cukup jika memiliki makanan (agar tidak mati kelaparan), dan juga pakaian (untuk menutupi tubuh kita). Lalu bagaimana dengan papan atau tempat tinggal? Bukankah manusia juga butuh tempat tinggal di dunia ini?

Hal ini tidak berarti  bahwa kita tidak boleh membeli rumah, apartemen, tanah, dan lain sebagainya. Kita tentu boleh hidup lebih dari cukup. Namun demikian, satu kebenaran yang mutlak dan benar adalah kita diingatkan bahwa tempat tinggal kita di dunia ini hanya sementara. Dunia ini bukan rumah kita. Rumah kita yang sebenarnya adalah di surga nanti. Oleh karena itu, Paulus memang tidak menyebutkan papan (tempat tinggal) sebagai kebutuhan yang harus dikejar orang percaya yang ingin hidup cukup di dunia ini.

Namun tentu saja Paulus tidak menghalangi orang untuk menjadi kaya, bahkan untuk menjadi sangat kaya. Akan tetapi Paulus mengingatkan bahwa orang-orang percaya yang ingin menjadi kaya di dunia ini, dapat jatuh ke dalam berbagai pencobaan, jerat dan nafsu yang mencelakakan.  Bahkan jika tidak hati-hati, keinginan menjadi kaya itu dapat menenggelamkan mereka ke dalam keruntuhan dan kebinasaan (ay. 9). Bukan kekayaan itu yang salah, bukan uang yang salah, tetapi cinta akan uanglah yang salah. Cinta akan uang adalah akar segala kejahatan, yang mampu membuat orang menyimpang dari iman mereka (ay. 10). Akan menjadi salah jika kita lebih cinta akan uang dibanding cinta kepada Tuhan.

Oleh karena itu, tepat sekali yang dikatakan oleh Paulus bahwa kita tidak membawa apapun ketika kita datang (dilahirkan) ke dunia ini dan kita tidak dapat membawa apapun ketika kita meninggalkan dunia ini. Kita hanya membawa jiwa dan roh kita kepada Tuhan. Segala hal yang bersifat jasmani termasuk tubuh kita, kekayaan kita, harta kita, tidak akan kita bawa ke dalam kemah abadi kita di surga. Oleh karena itu, kalaupun kita tidak memiliki tempat tinggal yang representatif di dunia ini, kita tidak perlu bersungut-sungut. Cukupkanlah diri kita dengan makanan dan pakaian, dan biarlah kita boleh hidup berkenan dan sempurna di hadapan Tuhan sehingga kita pun boleh beroleh harta di surga, beroleh tempat tinggal yang abadi di surga yang mulia.


Bacaan Alkitab: 1 Timotius 6:7-10
6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.